Jumat, 27 Juni 2014

Pengorganisasian dan Organisasi

By: Unknown On: 19.14
  • Share The Gag


  • Rounded Rectangle: KELAS  DPENGORGANISASIAN DAN ORGANISASI
    Makalah ini disusun guna  Memenuhi Tugas Mata  Kuliah  Pengantar Manajemen

    Dosen  Pengampu:
    Hermanita, SE. MM.
    Description: D:\kartun\Logo_STAIN_Jurai_Siwo_Metro_Lampung.jpg
    Disusun  oleh  kelompok  I:
    Ana Khumairoh
    M. Afifulloh
    Angga Defri Prasetya
    Miftahul jannah
    Eko Susanto
    Putri Eka Dwi Jiwani
    Harti Lisa Sahara
    Qoiriah Rahmadina
    Lia Nurjanah
    Siti Nurrohmah

    PRODI EKONOMI ISLAM
    JURUSAN SYARIAH
    SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
    JURAI SIWO METRO
    2012



    DAFTAR ISI

    Halaman Judul……………………………………………………………………i
    Daftar Isi………………………………………………………………………….ii

    BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………….1
    BAB II PEMBAHASAN
                A.  Bagan Karya Tulis  Ilmiah……...……………………………………..2
                B.  Petunjuk  Umum  Penulisan  Karya  Tulis Ilmiah……………………..3
                C.  Tata  Tulis Karya Ilmiah  Secara  Umum……………………………...8


    BAB III PENUTUP……………………………………………………………..13
    DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..14



    BAB II
    PEMBAHASAN

    A.    Pengertian Pengorganisasian
                Pengorganisasian adalah suatu proses untuk merancang stuktur formal, mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-tugas tau pekerjaan diantara para anggota organisasi, agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien. Proses pengorganisasian dapat ditunjukkan dengan tiga langkah prosedur berikut ini:
    1.      Pemerincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi.
    2.      Pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logis dapat dilaksanakan oleh satu orang.
    3.      Pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan para anggota organisasi menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis.
               
                Pelaksanaan proses pengorganisasian yang sukses, akan membuat suatu organisasi dapat mencapai tujuannya. Proses ini akan tercermin pada stuktur organisasi, yang mencakup aspek-aspek penting organisasi dan proses pengorganisasian, yaitu:
    1.      Pembagian kerja
    2.      Departementalisasi (atau sering disebut departementasi)
    3.      Bagan organisasi formal
    4.      Rantai perintah dan kesatuan perintah
    5.      Tingkat-tingkat hirarki manajemen
    6.      Saluran komunikasi
    7.      Penggunaan Komite
    8.      Rentang Manajemen dan kelompok-kelompok informal yang tak dapat dihindarkan.[1]

                Pengertian pengorganisasian menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan adalah suatu proses penentuan, pengelompokan, pengaturan bermacam-macam aktifitas yang diperlukn untuk mencapai tujuan, menempatkan orang-orang pada setiap aktifitas ini, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relatif didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan aktifitas-aktifitas tersebut.[2]

                Proses atau langkah-langkah pengorganisasian adalah:
    1.      Manajer harus mengetahui tujuan organisasi yang ingin dicapai
    2.      Penentuan kegiatan-kegiaan
    3.      Pengelompokan kegiatan-kegiatan
    4.      Pendelegasian wewenang
    5.      Rentang kendali
    6.      Peranan perorangan
    7.      Tipe organisasi
    8.      Stuktur organisasi
                Jika proses pengorganisasian diatas dilakukan dengan baik dan berdasarkan ilmiah maka organisasi yang disusun akan baik, efektif, efesien, dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam mencapai tujuannya.[3]

    B.   Pengertian Organisasi
             Organisasi adalah alat atau wadah tempat manajer melakukan kegiatan-kegiatannya untuk mencapai tujuan yang diinginkan.[4]
             Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan organisasi adalah suatu sistem perserikatan formal, berstuktur, dan terkoordinasi dari sekelompok orang yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. Organisasi hanya merupakan alat dan wadahnya.[5]
             Menurut Gibson (1985) organisasi adalah sebagai kesatuan yang memungkinkan masyarakat mencapai suatu tujuan yang tidak dapat dicapai melalui tindakan individu secara terpisah.[6]

    1.      Pentingnya organisasi dalam kegiatan manajeman
    a.       Organisasi adalah syarat utama adanya manajeman, tanpa organisasi manajemen itu tidak ada.
    b.      Organisasi merupakan wadah dan alat pelaksanaan proses manajemen dalam mencapai tujuan.
    c.       Organisasi tempat kerjasama formal dari sekelompok orang dalam melakukan tugas-tugasnya.
    d.      Mempunyai tujuan yang ingin dicapai.[7]

    2.  Unsur-unsur organisasi
    a.       Manusia
    b.      Tempat kedudukan
    c.       Tujuan
    d.      Pekerjaan
    e.       Struktur
    f.       Teknologi
    g.      Lingkungan[8]
    h.      Modal[9]

    3.  Hubungan-hubungan dalam organisasi
                Penetapan hubungan dalam suatu organisasi merupakan salah satu syarat terciptanya kerja sama, antara karyawan dengan karyawan dan departemen dengan departemen.
                Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan hubungan-hubungan dalam organisasi adalah:
    a.       Hubungan vertikal
    1)      Hubungan konkrit yaitu hubungan individu atasan dengan individu bawahannya.
    2)      Hubungan abstrak yaitu hubungan pekerjaan yang satu dengan pekerjaan (bagian) lainnya yang diintegrasikan.
    Misalnya pada perusahaan garmen, hubungan bagian tukang gunting dengan bagian tukang jahit.
    b.      Hubungan horizontal
    1)      Hubungan konkrit yaitu hubungan kerja antar karyawan dengan tingkatan yang sama, misalnya antara bagian keuangan dengan bagian produksi.
    2)      Hubungan abstrak yaitu hubungan antara bagian yang sama yang perlu dikoordinasi, misalnya antara bagian tukang gunting pakaian dewasa dan tukang gunting pakaian anak-anak.[10]

    4.   Asas-asas organisasi
                  Untuk terwujudnya suatu organisasi yang baik, efektif, efesien serta sesuai dengan kebutuhan, secara selektif harus didasarkan pada asas-asas (prinsip-prinsip) organisasi sebagai berikut:
    a.       Asas tujuan organisasi
    b.      Asas kesatuan tujuan
    c.       Asas kesatuan perintah
    d.      Asas rentang kendali
    e.       Asas pendelegasian wewenang
    f.       Asas keseimbangan wewenang dan tanggung jawab
    g.      Asas tanggung jawab
    h.      Asas pembagian kerja
    i.        Asas penempatan personalia
    j.        Asas jenjang berantai
    k.      Asas efisiensi
    l.        Asas kesinambungan
    m.    Asas koordinasi[11]

    5.   Macam-macam organisasi
    a.       Berdasarkan proses pembentukannya
    1)      Organisasi formal
                Organisasi formal adalah organisasi yang dibentuk secara sadar dan dengan tujuan-tujuan tertentu yang didasari pula, yang diatur dengan ketentuan-ketentuan formal, dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangganya.
    2)      Organisasi informal
                Organisasi informal adalah organisasi yang terbentuk tanpa disadari sepenuhnya, tujuannya juga tidak jelas, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangganya tidak ada dan hubungannya terjalin secara pribadi saja.[12]
    b.   Berdasarkan kaitan hubungannya dengan pemerintah
    1)      Organisasi resmi
                Organisasi resmi adalah organisasi yang dibentuk oleh pemerintah dan atau harus terdaftar pada Lembaga Negara. Misalnya jawatan-jawatan, lembaga-lembaga pemerintah, yayasan-yayasan dan perusahaan-perusahaan yang berbadan hukum.
    2)      Organisasi tidak resmi
                Organisasi tidak resmi adalah organisasi yang tidak ada hubungannya dengan pemerintah dan atau tidak terdaftar pada Lembaga Negara, seperti organisasi-organisasi swasta, misalnya klub bola voli, organisasi pendaki gunung, dll.

    c.  Berdasarkan tujuannya
    1)      Public organization (organisasi sosial)
                Public organization (organisasi sosial) adalah organisasi yang nonprofit, tujuan utamanya untuk melayani kepentingan umum, tanpa perhitungan rugi-laba. Misalnya pemerintah, yayasan-yayasan sosial, dll.
    2)      Business organization (organisasi perusahaan)
                Business organization (organisasi perusahaan) adalah organisasi yang didirikan untuk tujuan komersial (mendapatkan laba) dan semua tindakannya selalu bermotifkan laba. Misalnya Firma, CV, PT, dll.[13]

    d.  Berdasarkan tipe-tipe/bentuknya
    1)      Organisasi garis/lini (Line organization)
                Organisasi ini merupakan bentuk organisasi paling tua. Pencetusnya adalah Henry Fayol (1841-1925).[14] Dalam organisasi ini pendelegasian wewenang dilakukan secara vertikal melalui garis terpendek dari seorang atasan kepada bawahannya.

    Ciri-ciri organisasi lini:
    a)      Organisasinya relatif kecil dan masih sederhana.
    b)      Hubungan atasan dan bawahan bersifat langsung melalui garis wewenang terpendek.
    c)      Puncak pimpinan biasanya pemilik perusahaan dan merupakan satu-satunya sumber kekuasaan.
    d)     Jumlah karyawannya relatif sedikit[15]

    Kebaikan:
    a)      Pemimpin berada pada satu tangan.
    b)      Pengambilan keputusan dapat dilakukan secepat mungkin.
    c)      Rasa solidaritas antarkawan umumnya tinggi
    d)     Biaya organisasi relatif rendah.[16]

    Kelemahan:
    a)      Terlalu tergantung pada satu orang, sehingga apabila yang bersangkutan tidak mampu, maka kegiatan perusahaan terganggu.
    b)      Adanya kecenderungan pemimpin bertindak otoriter.
    c)      Karyawan sulit mengembangkan karier.[17]




    STUKTUR ORGANISASI LINI[18]


     








    2)      Organisasi fungsional (functional organization)
                Organisasi ini dicetuskan oleh F.W. Taylor. Organisasi ini tidak mempunyai bawahan yang tegas, karena setiap pemimpin member perintah atau komando kepada setiap bawahan yang ada hubungannya dengan fungsi atasan tersebut.[19]

    Ciri-ciri organisasi fungsional:
    a)      Pembagian tugas tegas dan jelas.
    b)      Bawahan akan menerima perintah dari beberapa orang atasan.
    c)      Penempatan pejabat berdasarkan spesialisasinya.
    d)     Koordinasi menyeluruh biasanya hanya diperlukan pada tingkat atas.
    e)      Terdapat dua kelompok wewenang, yaitu wewenang lini dan wewenang fungsi.[20]

    Kebaikan:
    a)      Pembagian tugas yang jelas.
    b)      Spesialisasi karyawan dapat dikembangkan dan didayagunakan semaksimal mungkin.
    c)      Digunakan tenaga-tenaga ahli dalam berbagai bidang sesuai dengan fungsinya.[21]

    Kelemahan:
    a)      Adanya spesialisasi mengakibatkan sulitnya melakukan tour of duty.
    b)      Koordinasi sulit dilaksanakan karena setiap tenaga ahli akan tetap mementingkan bidangnya masing-masing.
    c)      Pekerja dapat menjadi bingung karena menerima perintah dari banyak tenaga ahli yang waktunya mungkin bersamaan.[22]

    SRUKTUR ORGANISASI FUNGSIONAL


     








    3)  Organisasi lini dan staf
                Organisasi lini dan staf dicetuskan oleh E. Merson. Bentuk organisasi ini biasanya dipakai oleh organisasi yang besar, kompleks, daerah kerjanya luas, dan jumlah karyawannya cukup banyak. Dalam organisasi jenis ini, yang dimaksud dengan staf adalah orang yang ahli dalaam bidang tertentu, yang tugasnya memberikan nasihat dan saran dalam bidangnya kepada pimpinan perusahaan.[23] Organisasi ini pada dasarnya merupakan kombinasi dari organisasi lini dan organisasi fungsional. Kombinasi ini dilakukan dengan cara memanfaatkan kebaikan-kebaikannya dan meniadakan keburukan-keburukannya.[24]

    Ciri-cirinya:
    a)      Pemimpin perusahaan hanya satu dan dibantu oleh staf
    b)      Setiap manajer dibantu oleh staf.
    c)      Organisasinya besar dengan jumlah karyawan banyak dan pekerjaannya bersifat kompleks.
    d)     Hubungan antara atasan dan bawahan tidak bersifat langsung.
    e)      Pimpinan dan para karyawan tidak semuanya saling mengenal.
    f)       Spesialisasi yang beraneka ragam diperlukan dan digunakan secara optimal.[25]

    Kebaikan:
    a)      Hanya ada satu pimpinan atau komando (perintah) yang ditaati.
    b)      Prinsip  the right man in the right palace lebih mudah dilaksakan.
    c)      Pengambilan keputusan dapat dilakukan secara mudah dan cepat.[26]

    Keburukan:
    a)      Staf dapat menyalahgunakan fungsinya, tidak memberikan saran, tetapi memberikan perintah.
    b)      Karyawan bisa jadi lebih percaya kepada staf dibandingkan kepada pimpinannya.[27]







    STUKTUR ORGANISASI LINI DAN STAF


     









    4)  Organisasi lini, staf dan fungsional
                Oraganisasi ini merupakan kombinasi dari oganisasi lini, lini dan staf, dan fungsional. Biasanya diterapkan pada organisasi besar serta kompleks, pada tingkat dewan komisaris diterapkan tipe organisasi lini dan staf, sedangkan pada middle manager diterapkan tipe organisasi fungsional. Organisasi ini dilakukan dengan cara menggabungkan kebaikan dan menghilangkan keburukan dari ketiga tipe organisasi tersebut.[28]
    STRUKTUR ORGANISASI LINI, STAF DAN FUNGSIONAL


     


    [1] T. Hani Handoko, Manajemen, edisi 2. Yogyakarta:BPFE. hal. 168-169
    [2] Drs. H. Malayu  S.P. Hasibuan, Manajeman Dasar, Pengertian, dan masalah. Jakarta:Bumi Aksara. hal. 118
    [3] ibid. hal 127
    [4] Hermanita, SE., MM. Dasar-dasar Manajemen. hal. 33
    [5] Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan. op.cit. hal. 120
    [6] Pandji Anoraga. Manajemen Bisnis. Jakarta: Rineka Cipta. hal. 131
    [7] Hermanita, SE,. MM. op.cit. hal. 33
    [8] Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, op.cit. hal 122
    [9] Hermanita, op.cit. hal. 34
    [10] Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, op.cit, hal. 123
    [11] ibid. hal. 124-125
    [12] ibid. hal. 146
    [13] ibid. hal. 147
    [14] Francis Tantri, Pengantar Bisnis, Jakarta: PT  Raja Grafindo Persada, hal. 66
    [15] Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, op.cit, hal. 151
    [16] Francis Tantri, op.cit, hal. 67
    [17] ibid.
    [18] Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, op.cit.
    [19] Francis Tantri, op.cit.
    [20] Drs. H. Malayu S.P. hasibuan, op.cit. hal. 156-157
    [21] Francis Tantri, op.cit. hal. 68
    [22] ibid.
    [23] ibid. hal 69
    [24] Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, op.cit. hal 152
    [25] ibid. hal. 153
    [26] Fancis Tantri, op.cit. hal. 69-70
    [27] ibid.
    [28]Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, op.cit, hal 158.






    DAFTAR PUSTAKA

    Anoraga, Panjdi. 2000. Manajemen Bisnis. Jakarta: PT Rineka Cipta.
    Hermanita. Dasar-dasar Manajemen. Metro: STAIN Jurai Siwo.
    Handoko, T. Hani. 1998. Manajemen, edisi 2. Yogyakarta: BPFE.
    Hasibuan, Malayu S.P. 2007. Manajemen: Dasar, pengertian, dan Masalah.           Jakarta: Bumi Aksara.
    Tantri, Francis. 2009. Pengantar Bisnis. Jakarta: Rajawali Pers.